بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sabtu, 21 Juli 2012

Mengenal Sosok Guru Sekumpul

K.H Muhammad Zaini Abdul Ghani
Guru Sekumpul, itulah panggilan akrab untuk Kyai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari yang bergelar Al Alimul Allamah Al Arif Billaah Albahrul Ulum Al Waliy Qutb As Syeekh Al Mukarram Maulana. Beliau merupakan Ulama Banjar yang sangat kharismatik dan populer di Kalimantan khususnya Martapura dan Banjarmasin.

Selain di dipanggil Guru Sekumpul beliau juga biasa dipanggil Abah Guru Sekumpul atau Tuan Guru Ijai. Di lahirkan pada malam Rabu 27 Muharam 1361 Hijriyah atau bertepatan pada tanggal 11 Februari 1942 di desa Dalam Pagar (sekarang masuk ke dalam kecamatan Martapuran Timur) dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf dengan Hj. Masliah binti H Mulya. Beliau merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H.Rahmah. Ketika masih kanak-kanak, beliau dipanggil Qusyairi. Merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar,Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. 

Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan. Keduanya juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al-Quran. Karena itulah, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.
Semenjak kecil ia sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.
Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, ia mengikuti pendidikan “formal” masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini ia sudah belajar dengan Guru-guru besar yang spesialis dalam bidang keilmuan seperti :
  • al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif
  • al-Alim al-Fadhil Husain Qadri
  • al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf
  • al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulya
  • al-Alim Syaikh Salman Jalil
  • al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif
  • al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir
  • KH. Aini Kandangan.
Tiga yang terakhir merupakan gurunya yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid.
Syaikh Seman Mulya adalah pamannya yang secara intensif mendidiknya baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepadanya kecuali di sekolahan. Tetapi, Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan dia mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami Hadits dan Tafsir, guru Seman mengajak (mengantarkan) Guru Sekumpul kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya'rani yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Tuha Seman Mulya adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.
Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu beliau dan almarhum K.H. Hanafiah Gobet). Selain itu, Salman Jalil juga adalah Qhadi Qudhat Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. Salman Jalil ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul sendiri. Peristiwa ini yang ia contohkan kepada generasi sekarang agar jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri.
Selain itu, di antara guru-guru Guru Sekumpul lagi selanjutnya :
  • Syekh Syarwani Abdan Bangil
  • al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi
Kedua tokoh ini biasa disebut Guru Khusus beliau, atau meminjam perkataan beliau sendiri adalah Guru Suluk (Tarbiyah al-Shufiyah).
Dari beberapa gurunya lagi adalah :
Sedangkan guru pertama secara ruhani :
  • al-Alim al-Allamah Ali Junaidi (Berau) bin al-Alim al-Fadhil Qadhi Muhammad Amin bin al-Alim al-Allamah Mufti Jamaludin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari
  • al -Alim al-Allamah Muhammad Syarwani Abdan Bangil



    Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamannya semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnya sendiri. Seperti misalnya, suatu ketika hujan turun deras, sedangkan rumah Guru Sekumpul sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah.Pada waktu itu, ayahnya menelungkupinya untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan.

    Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang pemuda yang saleh dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem memenej usaha dagang dia sampaikan kepada generasi sekarang lewat cerita-cerita itu.

    Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah sewaktu kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnya membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnya selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada Qusyairi. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga.

    Adapun sistem mengatur usaha dagang, ayah Guru Sekumpul menyampaikan bahwa setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. Salah seorang ustadz setempat pernah mengomentari hal ini, “bagaimana tidak berkah hidupnya kalau seperti itu.” Pernah sewaktu kecil Qusyairi bermain-main dengan membuat sendiri mainan dari gadang pisang. Kemudian sang ayah keluar rumah dan melihatnya. Dengan ramah sang ayah menegurnya, “Nak, sayangnya mainanmu itu. Padahal bisa dibuat sayur.” Qusyairi langsung berhenti dan menyerahkannya kepada sang ayah.

    Beberapa Catatan lain berupa beberapa kelebihan dan keanehan Qusyairi adalah dia sudah hafal Al-Quran semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun. Semenjak kecil, pergaulannya betul-betul dijaga. Kemana pun bepergian selalu ditemani. Pernah suatu ketika Qusyairi ingin bermain-main ke pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamannya, Syaikh Seman Mulya di hadapannya dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada yang melihat Syekh, begitu juga sepupu yang menjadi ”bodyguard”-nya. Dia pun langsung pulang ke rumah.

    Dalam usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Dalam usia itu pula Qusyairi didatangi oleh seseorang bekas pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akan kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunya sangat mengejutkan keluarga di rumah beliau. Namun apa yang terjadi, laki-laki tersebut ternyata ketika melihat Qusyairi langsung sungkem dan minta ampun serta memohon minta dikontrol atau diperiksakan ilmunya yang selama itu ia amalkan, jika salah atau sesat minta dibetulkan dan dia pun minta agar supaya ditobatkan.

    Pada usia 9 tahun pas malam jumat Qusyairi bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah al-Auliya”. Qusyairi ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, ia kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, ia kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syekh. Ketika sudah masuk ia melihat masih banyak kursi yang kosong.
    Ketika Qusyairi merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi guru adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.

    Salah satu pesan Guru Sekumpul adalah tentang karamah, yakni agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Dan karamah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah itu sendiri. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karamah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karamah, tapi bakarmi(orang yang keluar sesuatu dari duburnya).
    Guru Sekumpul juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni:
    1. Menghormati ulama dan orang tua
    2. Baik sangka terhadap muslimin
    3. Murah harta
    4. Manis muka
    5. Jangan menyakiti orang lain
    6. Mengampunkan kesalahan orang lain
    7. Jangan bermusuh-musuhan
    8. Jangan tamak atau serakah
    9. Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
    10. Yakin keselamatan itu pada kebenaran.






KH Muhammad Zaini Abdul Ghani sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, selama 10 hari. Selasa malam, pada tanggal 9 Agustus 2005 sekitar pukul 20.30, Guru Sekumpul tiba di Bandar Udara Syamsuddin Noor, banjarbaru, dengan menggunakan pesawat carter F-28.
Pada hari rabu, tanggal 10 Agustus pukul 05.10 pagi, Guru Sekumpul menghembuskan napas terakhir dan berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus komplek pengajian, Sekumpul Martapura. Guru Sekumpul meninggal karena komplikasi akibatgagal ginjal.
Begitu mendengar kabar meninggalnya Guru Sekumpul lewat pengeras suara di masjid-masjid selepas salat subuh, masyarakat dari berbagai daerah diKalimantan Selatan berdatangan ke Sekumpul Martapura untuk memberikan penghormatan terakhir pada almarhum. Pasar Martapura yang biasanya sangat ramai pada pagi hari, Rabu pagi itu sepi karena hampir semua kios dan toko-toko tutup. Suasana yang sama juga terlihat di beberapa kantor dinas, termasuk Kantor Bupati Banjar. Sebagian besar karyawan datang ke Sekumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Mushalla Ar Raudhah, Rabu sore sekitar pukul 16.00, warga masyarakat yang datang diberikan kesempatan untuk melakukan salat jenazah secara bergantian. Kegiatan ibadah ini berpusat di Mushalla Ar Raudhah, Sekumpul, yang selama ini dijadikan tempat pengajian oleh Guru Sekumpul.
Beliau meninggalkan tiga orang istri (Hj. Juwairiyah, Hj. Laila, Hj. Noorjannah) dan dua orang anak dari istri beliau Hj. Noorjannah bernama Muhammad Amin Badali (6 Januari 1995) dan Ahmad Hafi Badali (19 Maret 1996)

Ahmad Hafi Badali dan Muhammad Amin Badali

Kamis, 05 April 2012

Syndrom Dyslexia





Tahukah Anda bahwa dyslexia (disleksia dalam bahasa Indonesia) adalah penyebab yang paling umum dari masalah kesulitan mengeja, membaca dan menulis? Bagaimana kita membantu anak-anak mengatasi kesulitan-kesulitan ini agar berhasil di sekolah? Informasi-informasi berikut ini bertujuan membantu orang tua, guru, dan terapis mengerti dyslexia dan membantu anak/murid mengembangkan kecintaan membaca dan menulis.

Apa itu dyslexia dan penyebabnya?
Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang anak untuk belajar membaca, bahkan jika anak mempunyai intelegensia normal dan instruksi yang jelas. Dyslexia mempengaruhi 15-20% dari populasi, dan terjadi pada laki-laki dua kali lebih banyak dari pada perempuan.

Penyebab dari dyslexia secara umum bisa jadi dari genetika, namun penyebab lain yang tidak umum adalah cedera pada kepala atau trauma. Beberapa anak dyslexia ternyata memproses informasi menggunakan area yang berbeda pada otak dibanding anak-anak tanpa kesulitan belajar. Walaupun begitu, ini bukan merupakan karakteristik pada semua anak dyslexia. Beberapa type dyslexia bisa menunjukkan perbaikan sejalan bertambahnya usia anak.

Bagaimana mengidentifikasi dyslexia?
Identifikasi dyslexia mungkin sangat sulit dilakukan sebagai orang tua atau guru di kelas. Namun orang tua dan guru bisa melihat beberapa tanda dan gejala dyslexia, dan bisa mencari pendapat dan evaluasi dari ahli profesional/terapis yang tepat.

Perhatikan beberapa tanda berikut :
Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya 
Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit) 
Kesulitan membaca kata tunggal 
Kesulitan mengeja kata tunggal 
Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku 
Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory) 
Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu 
Kesulitan mengingat isi materi baru dan materi sejenisnya 
Kesulitan dengan tugas menulis 
Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)
Tidak terkoordinasi
Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca

Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)

Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dyslexia?
Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak)

Visual (penglihatan) 
Anak belajar paling baik dengan cara melihat informasi. Karena itu, cara mulai yang baik adalah dengan menggunakan kartu bergambar dengan kata-kata tertulis di bawahnya (flash card). Pilihlah kata-kata yang sesuai dengan level belajar anak. Selain itu, jika anak kesulitan dengan bunyi, tunjukkan di mana bunyi itu dibuat di dalam mulut secara umum.

Contoh : tunjukkan huruf /t/ pada kartu, lalu arahkan ke dalam mulut Anda. Buatlah bunyi /t/ dengan gerakan yang berlebihan. Biarkan anak meniru tindakan Anda sambil melihat ke dalam cermin. Tingkatkan dengan kombinasi suku kata 2 huruf (ta, ti) dan 3 huruf (tas, top), dengan cara menyuarakan dan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan menggunakan gambar-gambar dan kata pada kalender harian. Ulanglah kalender ini setiap hari, lalu tandai tugas-tugas yang sudah selesai.

Auditori (pendengaran)
Anak-anak auditori belajar paling baik dengan cara mendengarkan apa yang diajarkan. Untuk anak yang kesulitan pada masalah bunyi, ajarkan sepasang kata singkat dan mintalah anak untuk mengatakan kata mana yang betul (tas/das). Juga, mintalah mereka menulis huruf, kata, atau kalimat sementara Anda mengucapkannya, untuk melatih kemampuan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan memasang kalender “verbal” (diucapkan). Baca dengan keras kepada anak jadwal hariannya dan bantulah dia mengatur tugas, jadwal, dll.

Taktil (perabaan)
Anak-anak ini belajar paling baik dengan proses ‘menyentuh’. Ini adalah anak-anak yang biasa terlihat memisahkan bagian suatu benda dan kemudian menyatukannya kembali. Mereka belajar paling baik dengan melalui sentuhan, sehingga sangatlah penting untuk memasukkan gaya belajar ini ke dalam perintah-perintah Anda.

Contoh : Biarkan anak membuat bentuk huruf dari tanah liat, untuk membentuk kata singkat. Ulanglah bunyi dari tiap huruf sementara anak membuatnya. Selain itu, alat pengeja taktil juga penting untuk pembelajar type ini. Alat ini meliputi huruf-huruf bertekstur/guratan sehingga anak mendapat rabaan taktil sementara mengeja. Bantulah mengelompokkan dengan mengkombinasikan proses belajar visual dan taktil. Buat kalender dan tandai tiap tanggal penting dengan sticker timbul/bertekstur. Setiap hari, ulanglah kalender ini bersama anak dan buatlah ia menyentuh dan merasakan stiker tersebut. Kombinasi pembelajaran visual dan taktil akan membantu daya ingat.

Contoh-contoh di atas adalah saran untuk mengajar anak dyslexia dengan memfokus pada gaya belajar individual mereka. Ingatlah bahwa banyaknya waktu mengajar mereka secara individu dan identifikasi dini terhadap kesulitan belajar ini, akan membuat proses belajar lebih berhasil.



Sumber : http://rustinah.multiply.com/reviews/item/45?&show_interstitial=1&u=/reviews/item

Selasa, 03 April 2012

Keripik Karuhun Resep Jadul Rasa Gaul

Asalamulaikum..
Misi bapak, ibu, neng, ncang, nyak, babe, acil, paman sekalian ane buka lapak nih... 



Keripik Karuhun... Mungkin anda baru mendengarnya... Tapi jangan salah, keripik Karuhun ini beda dari keripik yang lain. Memiliki tekstur rueenyah plus pedasnya bikin ketagihan... Apalagi disetiap gigitan pasti tercium aroma daun jeruk yang super mantab. Harganya juga terjangkau sekali cukup Rp 21.000,00 anda bisa menikmati sebungkus keripik Karuhun. 
Penasaran? buruan beliiii.....





Tersedia :




Karuhun Rasa Pedas





Karuhun Rasa Super Pedas





Karuhun Rasa Sambel Ijo/Hijau





Karuhun Rasa Standar






Untuk pemesanan silahkan hubungi ane (Hardiyanti): 
- 082153351795 ( Telp )
- Lee Yanti Ho ( Facebook )
- @Hardi_Yanti ( Twitter )
- hardiyanti10@ymail.com ( Email )

Minggu, 01 April 2012

Daur Ulang CD Bekas

Beberapa waktu lalu guru mapel mulok di sekolah membari tugas untuk mendaur ulang CD bekas. Awalnya bingung akan di buat menjadi apa CD bekas itu, terlintas dalam pikiran ku beberapa ide seperti membuat baju, membuat jam, membuat kerangjang, tas, dll. Tapi aku memutuskan untuk membuat rak sepatu.

Alat dan bahan yang di butuhkan antara lain :
- Bahan 
CD bekas
Kawat
Kain
Kardus
Kayu
Cat (putih)
Pernis/Plitur

-Alat
Tang
Kuas
Bor /Solder
Jangka
Lem Tembak/Lem bakar
Gunting
Spidol



Cara pembuatanya mudah, asal kita punya niat untuk mengerjakannya dan niatnya juga  jangan setengah-setengah....
      Lubangi bagian pinggir CD dengan menggunakan solder/bor/bisa juga menggunakan paku yang dipanaskan.

Sebelum

Sesudah




       Setelah itu rangkai CD-CD itu dengan kawat. Kemudian letakkan kardus di bagian bawah CD yang akan digunakan untuk alas rak.


Setelah dirangkai dengan kawat


Rekatkan kardus di bagian bawah


 .     Lalu buat kerangkan rak dengan menggunakan kayu agar lebih kuat dan tahan lama.


Kerangka dari kayu





         Setelah itu rangkai kembali CD kemudian pasang pada dua sisi rak


Rangkai CD sesuai dengan sisi rak




      Kemudian, cat bagian permukaan CD dengan menggunakan cat berwarna putih agar ­­­­gambar-gambar bagian depan CD tidak terlihat. Bisa juga dengan tidak menggunakan cat, tapi bagian gambar CD di balik menjadi bagian belakang.
















     Setelah cat mengering, lapisi CD dan kerangka dengan pernis/pitur agar rak terlihat lebih mengkilap





















      Tunggu plitur/pernis sampai kering lalu tutupi bagian dalam rak yang terlihat banyak kawat dengan menggunakan kain yang di tempelkan dengan menggunakan lem tembak/lem bakar


Bagian dalam, sebelum dilapisi kain




Bagian dalam setelah dilapisi kain




Dan hasil akhir tugas mulok daur ulang CD bekas saya selesai..













Sabtu, 31 Maret 2012

Analisis Novel









1.   Keterangan Novel

Novel yang saya analisis adalah novel angkatan Balai Pustaka yang berjudul Azab dan Sengsara. Ialah salah satu novel karangan  Merari Siregar (1896-1940). Novel ini di terbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1927.

2.   Sinopsis Novel
Suatu senja di pinggiran sungai yang terletak di tengah-tengah kota Sipirok, duduk seorang remaja yang menunggu kekasihnya datang. Remaja itu bernama Mariamin, ia sering di panggil Riam. Kemudian Aminu’ddin sang kekasih hatinya datang, tapi Riam sangat sedih sebab kekasihnya itu datang untuk berpamitan karena ia akan segera pergi ke Medan untuk mencari pekerjaan agar ia bisa menikahi kekasihnya itu.
Aminu’ddin adalah anak kepala kampung A. Ayah Aminu’ddin merupakan kepala kamupung yang terkenal Sipirok, hartanya banyak. Harta itu berasal dari peninggalan orangtua ayah Aminu’ddin, karena ia rajin bekerja, maka hartanya jadi banyak. Ayah Aminu’ddin memiliki budi perkerti yang baik. Dan sifat baiknya itu menuruk kepada anaknya yaitu Aminu’ddin yang memiliki sifat yang baik, cerdas dan rajin
Setelah Aminu’ddin pulang, Riam masuk ke rumah dan menemui ibunya yang sedang sakit. Aminu’ddin dihadapan ibunya. Setelah selesai memberi makan sekaligus menyuapi sang ibu, Riam pergi kekamarnya untuk tidur. Setelah anaknya itu pergi si ibu belum tidur, ia memikirkan masa lalunya. Dulu mereka dikatakan masuk ke golongan orang kaya dan ternama di Sipirok.
Ayah Mariamin yaitu Sutan Baringin merupakan seorang yang kaya dan bergelar bangsawan. Akan tetapi karena Sutan Baringin memiliki sifat yang tamak, pemalas, angkuh, pemarah dan bengis membuat ia istri dan anak-anaknya jatuh miskin. Berulang-ulang kali sang istri melarang suaminya itu untuk berhenti berjudi dan membuat masalah. Tapi sang suami tidak pernah mau mendengarkan istrinya itu, ia lebih mendengarkan perkataan pokrol bambu bernama Marah Sait. Tetapi sang istri tetap sabar dan setia manghadapi suaminya itu.
Aminu’ddin dan Mariamin akrab sejak kecil, mereka juga memiliki hubungan darah karena ibu Aminu’ddin adalah saudara dari ayah Mariamin. Dan Mariamin juga memiliki hutang budi kepada Aminu’ddin karena Aminu’ddin pernah menyelamatka nyawanya saat ia hanyut  terbawa arus sungai saat air sunggai meluap ketika hujan deras.
Saat Sutan Baringin mengijak dewasa, ia dinikahkan oelh ibunya ddengan gadis bernama Nuria yaitu ibu Mariamin. Suatu hari Sutan Baringin mendapat surat dari Deli yang isinya bahwa salah seorang saudaranya akan datang ke kampung halamannya untuk pindah dan meminta separuh dari harta warisannya. Saudara Sutan Baringin itu bernama Baginda Muliam. Mereka adalah saudara sekakek, kakek Sutan Baringin memiliki dua istri, istri mudanya adalah nenek dari Baginda Mulia dan istri pertama adalah nenek dari Sutan Baringin. Sutan Baringin yang memiliki sifat dengki, tamak, angkuh itu tidak rela jika hartanya itu di bahgi kepada orang lain. Ia pun mengajukan kasus itu ke pengadilan, dan ia selalu kalah dalam tiap persidangan. Karena ia tidak puas, ia melakukan banding. Dan ia pun menggunakan saksi-saksi palsu, tapi tetap saja kalah. Lama kelamaan harta bendanya habis hanya untuk membiayai persidangan. Kasus itu pun berlangsung hingga lima tahun lebih.
Setelah jatuh miskin, ia hanya tinggal di gubuk kecil di pinggir sungai. Sutan Baringin jatuh sakit. Ia hanya dapat terbaring lemah tak berdaya, sampai akhirnya ia meninggal. Sepeninggal Sutan Baringin, ibu Mariamin harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mariamin pun ikut membantu ibunya mencari nafkah.
Setelah tiga bulan Aminu’ddin ada di Medan, ia mengirim surat pada Mariamin. Ia memberitahukan kepada Mariamin bahwa  ia telah memiliki pekerjaan, dan Mariamin pun membalas surat dari Aminu’ddin itu. Mariamin sangat bahagia, karena isi surat dari Aminu’ddin adalah meminta Mariamin menjadi  istinya dan ia juga sudah mengirim surat kepada orang tuanya untuk membritahukan hal itu. Tapi ayah Aminu’ddin tidak menyetujui permintaan putranya, walaupun istrinya telah membujuknya, ia tetap pada pendiriaannya. Mariamin mempersiapkan  jamuan untuk menjamu orang tua Aminu’ddin. Tapi orang tua Aminu’ddin tak kunjung datang,  yang  datang adalah surat permintaan maaf yang dikirim oleh  Aminu’ddin. Isinya  ia memberitahukan bahwa kedua orang tuanya berada di Medan dengan membawa gadis lain sebagai calon istrinya. Ia tidak bisa menolak permintaan orang tuanya dan ia tidak ingin mempermalukan kedua orangtuannya dan ia juga tidak ingin durhaka kepada kedua orang tuanya.
Mariamin adalah gadis yang solehah,  ia menerima permintaan maaf Aminu’ddin dan ia menerima semua ini sebagai nasibnya. Setelah sekitar dua tahun Mariamin pun menikah dengan orang  yang belum dikenalnya, laki-laki itu bernama Kasibun. Usianya agak tua, tidak tampan dan ia pintar dalam hal tipu daya, selin itu ia juga mengidap penyakit mematikan yang mudah menular pada pasangannya. Aminu’ddin  mengunjungi Mariamin di rumah suaminya ketika suaminya sedang bekerja. Kasibun sangat  marah setelah dia mengetahui kedatangan  Aminu’ddin, apalagi ketika Mariamin menolak berhubungan suami istri. Kasibun tidak segan-segan menamparnya, memukulnya dan penyiksaan lainnya. Akhirnya karena Mariamin tidak tahan lagi dengan perbuatan suaminya itu, dilaporkannyalah suaminya kepada polisi.  Sampai akhirnya mereka bercerai,  Mariamin terpaksa pulang ke kampung halamannya dengan membawa nama yang kurang baik, membawa malu, menambah azab dan sengsara di hidupnya di rumah kecil yang  terletak di pinggir sungai Sipirok.  Akhirnya Mariamin pun meninggal dengan meninggalkan azab dan sengsaranya di bumi.

3.   Unsur Interinsik Novel

a.     Tema

Tema dari novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar adalah lebih banyak mengarah kepada adat dan kebiasaan yang kurang baik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Sumatra Utara.

b.    Alur

Alur yang terdapat dalam novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar adalah alur campuran. Pertama pengenalan tokoh di waktu senja, sewaktu Amiu’ddin berpamitan kepada Mariamin hendak pergi ke Medan untuk mencari kerja. Lalu menceritakan saat Mariamin dan Aminu’ddin masih kecil dan juga menceritakan tentang orang tua mereka berdua sejak menikah. Kemudian kembali menceritakan Aminu’ddin dan telah mendapat pekerjaan. Setelah itu menceritakan Aminu’ddin yang menikah dengan gadis pilihan ayahnya, setelah hampir dua tahun Mariamin pun menikah dengan soreng laki-laki yang tidak dikenalnya. Kemudian Marimin pun bercerai dengan laki-laki itu dan ia kembali ke kampung halamannya, sampai akhirnya ia meniggal.


c.      Penokohan

Mariamin                            : Baik hati, rajin, penyabar, dan pemaaf
Aminu’ddin                        : Baik hati, rajin, pandai, dan anak yang berbakti
Sutan Baringin                   : Pemarah, pemalas, tamak, angkuh dan bengis
Nuria (ibu Mariamin)          : Penyabar, setia, sederhana
Ibu Aminu’ddin                 : Baik hati, taat dan setia kepada suami
Baginda Diatas (ayah Aminu’ddin)           : Rajin, Bijaksana
Kasibun                              : Bengis, jahat, pintar menipu
Marah Sait                          : Jahat dan penghasut


d.    Latar

1). Tempat

a). Di gubuk di tepi sungai Sipirok
b). Di gubuk di tengah sawah
c). Sungai di Sipirok
d). Rumah besar miliki Mariamin
e). Rumah Kasibun di Medan
f). Kampung A yang kepala desanya adalah Aminu’ddin
g). Kubur Mariamin

2). Waktu

a). Senja
b). Malam hari
c). Pagi hari
d). Siang hari

3). Suasana

a). Sedih
b). Senang
c). Tegang
d). Mengharukan

e.      Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Azab dan Sengsara karangan Merari Siregar adalah sudut pandang orang ketiga

f.      Amanat

Dalam kehidupan suami istri seharusnya keadaan di tanggung bersama, susah bersama dan senang pun bersama.


4.   Nilai-Nilai Dalam Novel

a.     Nilai Sosial

Nilai sosial dalam novel ini yaitu sikap saling tolong menolong yang dilakukan Aminu’ddin kepada Mariamin

b.    Nilai Budaya

Nilai budaya yang terdapat dalam novel ini adalah budaya dimana orang yang telah dianggap dewasa harus segera dikawinkan. Dan mereka biasanya menjodohkan anak mereka.

c.      Nilai Kepercayaan

Nilai kepercayaan dalam novel ini yaitu saat ayah Aminu’ddin mengajak istrinya pergi ke pada peramal/dukun untuk melihat kehidupan Aminu’ddin dan Mariamin jika mereka menikah.



d.    Nilai Religius

Nilai religius dari novel ini adalah saat ibu Mariamin, Mariamin melaksanakan ibadah.


e.      Nilai Moral

Nilai moral dalam novel ini yaitu sikap Mariamin dan ibunya yang sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup.



5.   Keterkaitan Novel  Dengan Kehidupan Saat Ini
Keterkaitan novel  Azab dan Sengsara karya Merari Siregar dengan kehidupan saat ini yaitu kehidupan Mariamin masih ada yang terjadi di di masa sekarang ini. Sikap ayah Aminu’ddin yang tidak menyetujui  anaknya menikah dengan Mariamin masih banyak terjadi di masa sekarang ini.