بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sabtu, 21 Januari 2012

Keponakan Baru

Muhammad Zain

Muhmmad Zain


Subhanallah.. sekali lagi aku melihat Kuasa-Mu, Kebesaran-Mu yang sungguh luar biasa tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sungguh Engkau Maha Sempurna.

Minggu, 15 Januari 2012 atas Kehendak-Mu..
Engaku telah menghadirkan bayi mungil yang menambah kebahagiaan di dalam keluarga besar kami. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang lahir tanpa kurang suatu apapun itu, kini menjadi perimadona di keluarga kami. Lahir dengan berat 3,2kg dan panjang kurang lebih 41cm membuat aku dan keluarga besarku sering berkumpul. Biasanya kami hanya mementingkan urusan kami sendiri, tapi setelah ia lahir kami seakan-akan lupa dengan segala urusan kami dan mendahulukan dia. Kami sepakat memberi dia nama Muhammad Zain, dan panggilannya Zain.

Kelahiran Zain membuatku merasa semakin tua..hhe
Padahal umurku baru 16th dan bulan juni nanti baru menginjak 17th, tapi kelahiran Zain menambah jumlah keponkanku. Sekarang keponakanku menjadi 6orang. Bahkan keponakanku yang paling tua hanya selisih setahun delapan hari denganku, namanya Danu Kartawijaya dan memiliki dua orang adik namanya Reka Puspasari dan Adam Maulana, mereka adalah anak dari kakakku yang pertama. Lalu keponakanku yang berikutnya bernama Nadia Rahila, dia adalah anak dari kakakku yang ketiga. Dan dari kakakku yang keempat, aku memiliki dua keponakan bernama Mazia dan Muhammad Zain. Aduhh... banyak yaa keponakanku ini, belum lagi nanti (belum tau kapan) aku bakal mendapat keponakan lagi dari kakakku yang kedua dan kakakku yang kelima. Hmm.. kecil-kecil sudah dipanggil tante.

Kelahiran Zain menambah pengalaman untukku..hhe
Awalnya aku bingung saat Zain akan lahir, sebab kakak Zain (Mazia atau sering disapa Zia) menjadi tanggung jawabku karena dia hanya mau ikut denganku. Mau tidak mau, terima tidak terima aku harus mengurusnya, mulai dari mandi, makan, minum susu dan lain sebagainya. Tapi sekarang aku sudah mulai terbiasa mengurusnya dan sekarang selain mengurus Zia aku juga itu serta mengurus Zain (hehe.. itung-itung belajar ngurus bayi), sedikit-sedikit aku mulai bisa.. 

Surat Untuk Mama





Ma, apa kabar? Beberapa hari ini aku melihat mata mama selalu bengkak. Mama menangis? kenapa? apa karena aku. Padahal aku disini baik-baik saja. Aku bahagia. Semua serba indah. Tidak seperti sebulan lalu kala aku sedang bernafas. Aku merasa tersiksa dan tiba-tiba saja semua berhenti. Aku tidak bisa lagi merasakan kedekatan dengan mama. Aku bahkan merasa diluar kenyamanan. Sakit memang ma tapi sekarang tidak lagi. Sekarang aku senang. Mamapun harus senang.
Jangan menangis lagi mama. Aku tidak ingin melihat mama sedih terus. Airmata mama sudah terlalu banyak tumpah hanya untuk aku. Disini aku bisa bernafas dengan bebas. Hari ini saja aku berlari dengan teman-teman, bermain bersama, lamaaaa sekali. Aku kuat ma. Kakiku walaupun kecil tapi kuat jika berlari. Mama pasti kalah tanding lari sama aku. Suatu hari nanti mama pasti kuajak berlari. Rindukan waktu itu ya ma.
Jangan menyalahkan diri sendiri terus ma. Sudahlah semua sudah baik-baik saja sekarang. Mama mungkin pernah tidak menginginkan aku. Tapi aku telah memaafkan. Mama mungkin takut akan pengakiman dunia atas kehadiranku. Yang ini pun telah kumaafkan. Untuk itu aku mohon berhentilah menangis. Airmata mama sebanyak apapun yang keluar tidak mungkin bisa membawa aku kembali kesisimu. Hanya akan membuat mama tampak lebih tua.
Jangan ma, jangan menangis lagi. Aku ingin selalu melihat kecantikan wajah mama. Aku juga merindukan senyuman manis mama yang selalu tersungging waktu mama mengelusku. Mama ingat itu, waktu aku berusia 6 minggu. Mama meletakkan tangan mama tepat dipunggungku. Waktu itu aku kira sedang ada orang yang memijatku. Eh ternyata tangan mamalah yang sedang mengelus punggungku. Menenangkan aku.
Terima kasih mama. Aku memang tidak sempat menghirup udara bumi ini. Tapi aku sudah cukup bahagia memiliki mama sepertimu. Aku bangga menjadi puteri mama. Kata teman-temanku aku mewarisi kecantikan mama. Disini semua orang terpesona dengan pancaran cahaya yang keluar dari mata indahku. Semua itu kuwarisi darimu, mama. Teman-temanku mereka juga sama dengan aku. Mereka tidak diinginkan oleh mama mereka dan akhirnya dibuang.
Dua hari yang lalu aku dan temen-teman duduk ditaman yang disediaan Tuhan khusus untuk kami. Cerita kami ramai sekali ma. Seru. Semua berebutan ingin bercerita lebih dulu tentang mama masing-masing. Semua membanggakan mamanya. Akupun ingin tapi entah kenapa aku malah sedih. Didepan teman-temanku aku tak mampu berkata-kata. Padahal aku ingin. Aku ingin mereka tahu bahwa mama adalah pahlawanku.
Bagaimana bisa aku bercerita pada mereka tentang mama jika aku selalu melihat mama menangis sejak pulang dari klinik om dokter itu. Aku lupa siapa namanya. Mama bahkan tidak mau makan. Berhari-hari hanya mengurung diri dikamar. Menangis saja. Sampai-sampai mama sakit. Aku melihat wajah mama begitu kusut. Tidak seperti biasanya. Bukankah mama selalu ceria? Teman-teman mama yang bilang itu dan sekarang mereka kehilangan keceriaan mama.
Hidup harus terus berlanjut ma. Meskipun mama menyesali keputusan mama. Tidak ada yang bisa berubah. Aku tidak mungkin kembali lagi pada mama. Mama telah membuangku, menolakku. Saat itu memang menyakitkan tapi bukankah aku sudah bilang bahwa aku memaafkan mama. Aku sayang pada mama mana mungkin aku bisa marah. Disini semua orang saling memaafkan. Tanyakan saja pada teman-temanku, mereka akan sangat setuju denganku.
Mama mulai sekarang hapuslah airmatamu. Jangan menangis lagi. Jangan khawatirkan keadaanku. Disini semua keperluanku terpenuhi dengan sendirinya. Aku bahagia. Jadi mama tidak perlu menangis lagi karena aku telah memaafkan mama. Aku sayang mama lebih dari perasaan sayang mama padaku. Tuhan menjagaku dengan sangat baik sehingga aku tumbuh menjadi anak yang kuat. Mama aku merindukan kehadiran mama suatu hari nanti, menemaniku.

Dedicated to: Semua bayi malang yang menjadi korban aborsi.




Dari berbagai sumber..

Senin, 02 Januari 2012

Metamorfosis (Perubahan Kecil Dalam Hidupku)





Bismilahhirahmanirahim..

Senin, 2 Januari 2012 sekitar pukul 06.03 aku tiba di sekolah, hari pertama masuk sekolah setelah libur semester 3 sekitar 9 hari (Hmm.. liburnya kurang lama). Belum lagi aku selesai memarkirkan motorku, Egi (salah satu teman sekelasku) yang terlebih dahulu datang buru-buru menghampiriku lalu berkata “Asta.. tobat kah neng ?” dan aku hanya tersenyum mendengar ucapannya kemudian kami sama-sama berjalan menuju kelas. Dalam perjalanan menuju kelas beberapa teman terus memperhatikanku dan di saat itu aku berpapasan dengan Ona (teman sekelasku sewaktu kelas sepuluh) “Aaaa.... Yete.. penampilan baru kam” ujarnya dengan nada tinggi dan menghampiriku. Karena aku kaget dengan teriakkanya aku langsung pergi menghindarinya ternyata, dia mengejarku sampai ke kelas. Kebiasaan dia kalo ketemu aku pasti kalo nggak nyubit kedua pipiku ya pasti ketawa-ketawa nggak jelas (aduhh.. memang anak satu itu).

Saat aku memasuki kelas, teman-temanku pun tidak kalah terkejutnya seperti halnya Ona. Mereka menatapku seolah-olah aku ini seperti orang asing, orang yang tidak pernah mereka lihat. “Loh.. Yanti ?”, “Ehh..Yanti kah nih ?”, “Ya ampun.. Yanti tobat kah ?”, “Ihh.. Yanti kah ? kok nggak mirip sih ?”. Itu koment mereka saat melihatku tadi pagi, dan aku hanya menjawab dengan senyuman.

Sewaktu upacara bendera teman-teman dan kakak kelas (terutama anak kelas XII Bahasa) pun nggak kalah kagetnya melihat penampilanku yang tiba-tiba berubah. Setelah upacara kak Ayu (kakak kelasku) yang datang mencari ku kekelas, hmm.. dasar teman-teman ku di kelas suka ngerjain orang, mereka bilang aku nggak masuk sekolah. Tapi akhirnya mereka kasian ngliat tampang kak Ayu, mereka memberi tau kalo hari ini aku masuk dan menujuk ke arahku. Kak Ayu bingung mencari sosok diriku yang jelas-jelas sedang duduk di barisan paling depan. Akhirnya aku berjalan menghampirinya dan seketika itu juga dia tertawa dan berkata “Nah ini dia, Hmm... tobat am kah ??” dan sekali lagi aku hanya diam.

Semua itu gara-gara mereka melihat sebuah perubahan dalam gaya berpakaianku, sangat tampak sekali perbedaan dibanding dengan gaya berpakaianku sebelumnya. Kini aku mengenakan baju lengan panjang, rok panjang dan tidak lupa aku juga mengenakan kerudung (aduh.. nyari sensai ja aku nih).

Hmm..  {-Tahun Baru-Baju Baru-Penampilan Baru- }.

Hmm.. alhamdulillah salah satu niat dan keinginanku telah terwujud. Sebenarnya sudah lama aku ingin mengenakan kerudung (dari sebelum masuk sma), tapi entah kenapa niat itu terhambat karena nyaliku kecil untuk memulainya dan kakakku pun  mengejekku  (huh.. dia memang tidak pernah pro dengan semua tindakanku), “buat apa pake kerudung kalo sholat aja masih bolong-bolong” katanya (hehe.. maklum waktu jaman lulus smp aku banyak mainnya). Setelah itu, nyaliku pun semakin kecil dan sempat beberapa saat keinginan itu ku lupakan. Tapi setelah hampir setahun aku duduk di bangku sma, aku kembali teringat akan keinginanku yang belum terwujud itu. Dan terbesit dalam benakku untuk mewujudkan keinginanku itu.

Sedikit demi sedikit aku mulai membenahi diri, berusaha melakukan semua yang telah di perintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Niat ku pun semakin kuat setelah aku mengikuti pengajian di SPANSA yang di bimbing oleh kak Fenny . Aku banyak belajar darinya, memperdalam ilmu agama dan dia juga sering mengingatkan ku tenteng cara bergaul dengan lawan jenis, mengingatkan tentang batasan-batasan antara lawan jenis. Dia adalah sesorang motivator dan penasehat bagiku. Di saat aku berada dalam masa-masa sulit, saat aku merasa lelah dalam usahanya mewujudkan keinginan ku itu, di selalu menolongku. Syukron ya ukhti..^^

Kini aku sudah membulatkan tekatku, meluruskan niatku hanya karena Allah SWT dan memberanikan diriku untuk menutup aurat seperti yang telah di perintahkan oleh Allah SWT dalam Al- Quran surah Al-Ahzab ayat 59 :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLAH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).



Semoga ini bukan suatu akhir, tapi merupakan suatu awal yang baik dari perjalanan hidupku. Aamiin ya Rabb..